IMG_7915
SELAMAT DATANG DI UPTD PUSKESMAS KARTOHARJO
IMG-20230226-WA0001
Pelayanan USG pada Ibu Hamil
Untitled design-7_page-0001-min

ARTIKEL & KONTEN EDUKASI

HARI KESEHATAN TELINGA DAN PENDENGARAN

3 Maret 2024

Triana Siswati Ningsih, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Kartoharjo

 

Sejarah Hari Pendengaran Sedunia
Hari Pendengaran Sedunia pertama kali ditetapkan di Konferensi Internasional Pertama tentang Pencegahan dan Rehabilitas Gangguan Pendengaran di Beijing, China pada 3 Maret 2007. Akan tetapi, pada saat itu momentum ini diperingati sebagai Hari Perawatan Telinga Internasional. Selanjutnya, pada tahun 2016 WHO memutuskan untuk mendeklarasikan hari tersebut sebagai Hari Pendengaran Sedunia. Perayaan ini dimaksudkan untuk menyatukan para pengidap gangguan pendengaran serta mempromosikan perawatan telinga dan pendengaran dengan menciptakan komunitas yang memiliki kesadaran akan pentingnya mengenali kondisi, diagnosis, dan pengobatan gangguan kesehatan.
Hari Pendengaran Sedunia Tahun 2024  ini mengusung tema “Mengubah pola pikir: Mari wujudkan perawatan telinga dan pendengaran bagi semua orang!”.
Masalah telinga dan pendengaran adalah salah satu masalah yang paling sering ditemui di masyarakat. Gangguan pendengaran yang terjadi dari tuli sebagian atau tuli berat dapat menghambat produktivitas sehari-hari. Kondisi ini juga bisa menyebabkan kesalahpahaman saat berkomunikasi dengan lawan bicara.

Menurut data World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 466 Juta Orang di Dunia mengalami gangguan pendengaran (6.1% dari total populasi di dunia), dimana 34 juta adalah menjangkit anak-anak dan 432 juta menjangkit orang dewasa. WHO juga menyebutkan lebih dari 1 Miliar anak muda terkena risiko mengalami gangguan pendengaran karena terpapar kebisingan/suara keras. Diperkirakan pada tahun 2050 penderita gangguan pendengaran akan mencapai 900 juta jiwa. Pada anak di bawah 16 tahun, 60% gangguan pendegaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah, di negara berpenghasilan rendah prevalensi gangguan telinga pada anak lebih besar angkanya yaitu 75% dibanding dengan negara berpenghasilan tinggi yaitu 49%. Secara keseluruhan, penyebab gangguan pendengaran pada anak yang dapat dicegah meliputi Infeksi seperti gondok, campak, rubela, meningitis, infeksi sitomegalovirus, dan otitis media kronis (31%). Komplikasi pada saat kelahiran, seperti kelahiran asfiksia, berat badan lahir rendah, prematur, dan penyakit kuning (17%). Penggunaan obat-obatan ototoxic pada ibu hamil dan bayi (4%).

Faktor penyebab gangguan pendengaran

Adapun gangguan pendengaran yang diderita dapat terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu :

• Terlalu lama mendengar kebisingan

• Gangguan sejak lahir

• Proses penuaan dimana terjadi degenerasi sel-sel sensorik penerima sensasi dengar

• Terdapat benda asing yang menghalangi telinga

 

Cara Menjaga Kesehatan Telinga

1. Membersihkan Telinga dengan Benar

Anatomi telinga terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian dalam, tengah, dan luar. Seluruh bagian ini memiliki fungsinya masing-masing agar kamu dapat mendengar dengan baik. Saat membersihkan telinga, ada baiknya untuk membersihkan pada bagian luar atau daun telinga saja. Pasalnya, telinga memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Adanya bulu-bulu halus serta bentuknya yang bersudut mampu menjaga telinga dari masuknya kotoran berlebih.

2. Menghindari Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud

Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan adalah membersihkan telinga dengan menggunakan cotton bud. Sayangnya, aktivitas ini sebenarnya kurang baik untuk dilakukan. Sebab, membersihkan telinga dengan cotton bud bisa membuat kotoran telinga terdorong ke bagian dalam telinga, sehingga membuatnya semakin masuk ke dalam dan mengendap. Maka dari itu, kamu hanya perlu membersihkan pada daun telinganya saja.

3. Menghindari Suara Keras Terlalu Lama

Untuk menjaga kesehatan telinga, hindari telinga dari suara keras dalam jangka panjang. Sebab, terlalu lama berada di lingkungan bising bisa memengaruhi pendengaran, termasuk membuat pendengaran berkurang hingga menjadi tuli. Jika terpaksa harus berada di lingkungan yang bising, seperti bekerja di pabrik, kamu dianjurkan untuk menggunakan pelindung telinga.

4. Menghindari Penggunaan Earphone dalam Jangka Panjang

Suara keras tidak hanya bersumber dari lingkungan sekitar, tapi juga pada penggunaan earphone. Aktivitas mendengarkan musik di alat pendengar yang satu ini telah menjadi tren, namun, penggunaan earphone bisa saja menyebabkan gangguan pada telinga. Agar tetap aman, ada baiknya penggunaan earphone dilakukan tidak lebih dari satu jam. Jangan lupa juga untuk mengatur volume suaranya agar tidak terlalu keras dan menyakiti telinga.

5. Menjaga Telinga Agar Tetap Kering

Kelembapan berlebih pada telinga bisa menyebabkan bakteri masuk ke saluran telinga. Situasi ini secara tidak sadar dapat memicu infeksi dan iritasi pada telinga. Maka dari itu, selalu jaga jagalah telinga agar kondisinya tetap kering. Jika kamu hobi berenang, sebaiknya gunakan penyumbat telinga untuk mencegah air masuk ke dalam telinga.

6. Rutin Periksa ke Dokter

Selain memeriksa kesehatan tubuh, kamu juga perlu memeriksa kesehatan telinga secara rutin. Pasalnya, semakin tua umur seseorang, semakin rentan ia terhadap gangguan pendengaran. Jika kamu memiliki keluhan pada pendengaran, segeralah kunjungi dokter.

 

(Dikutip dari Berbagai sumber)

 

 

VIDEO EDUKASI KESEHATAN

 
  

Tambahkan Teks Tajuk Anda Di Sini

UMPAN BALIK PELAYANAN OLEH MASYARAKAT

Survei Kepuasan Masyarakat

E-SKM 2023

Layanan Pengaduan Masyarakat

Kontak Pengaduan Online Puskesmas

Kesan & Pesan

Kesan dan Pesan Setelah Pelayanan (BPJS Kesehatan)

Skriining Riwayat Kesehatan

Pasien BPJS Faskes UPTD Puskesmas Kartoharjo

INFORMASI TERKINI PUSKESMAS